“Resapi kembali ajaran keberanian, kebenaran dan keadilan.
Karena kamu akan dipanggil kembali untuk memimpin
bangsa-bangsa di dunia.”
(Muhammad Iqbal)
Gemuruh agenda perubahan sudah ditabuh dengan kencang di negeri ini. Jikalau kemarin rakyat Thailand sudah berhasil menumbangkan pemerintahannya, lantas pertanyaannya bagaimana dengan Indonesia ? Jangan apologi dengan jawaban bahwa disana kekuatan militer mendukung partai oposisi sehingga membuat perubahan cepat terjadi, sedangkan disini tidak. Militer memang menjadi kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi kekuasaan. Tapi yang jelas, kekuatan pemuda, mahasiswa dan rakyat harus kita nyalakan kembali demi perubahan yang berarti di negeri ini, bukan sekedar basa-basi tanpa bukti konkret.
Signifikansi Perubahan
Agenda reformasi yang membuka keran perubahan bagi segala aktivitas demokrasi mengalami jalan berliku karena ulah partai politik yang sekedar hidup mencari kekuasaan an sich. Kita jenuh dengan segala istilah masa transisi demokrasi karena akhirnya transparansi hanya sekedar lips service para pemain dagelan yang hanya ingin dianggap berjasa oleh rakyat.
Arena konsolidasi di masa ini hanya untuk berbagi kue kekuasaan saja tanpa diiringi signifikansi perubahan yang berarti. Buktinya pemerintah hari ini tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakatnya, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan memberikan masa depan yang cerah bagi masyarakat tapi malah ajang pembodohan semata.
Permasalahan utama terletak pada perubahan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan agenda reformasi. Mayoritas kebijakan pemerintah tidak sejalan dengan keinginan rakyat, terutama pada isu-isu strategis sektoral kehidupan rakyat. Perbedaan cara pandang (world view) antara kepentingan rakyat dan partai seolah semakin renggang.
Nyalakan Kembali Suluh Api
Perubahan radikal dan tegas untuk melaksanakan agenda reformasi ternyata tidak berani dilakukan oleh pemerintah. Kekuatan sektor non-pemerintah sebagai salah satu basis kekuatan masyarakat harus bersatu padu untuk kembali menegaskan tentang rel reformasi yang selama ini telah melenceng. Tidak ada pilihan lain, saatnya nyalakan kembali suluh api perjuangan pemuda dan rakyat !
Wallahu’alam bishshawab
Ramlan Nugraha, Lahir pada 31 Mei 1986 di Purwakarta, Jawa Barat. Penggiat Vocational Education ini masih menempuh pendidikan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Sejak 2004, bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Sekarang diamanahi sebagai Sekretaris Umum KAMMI Daerah Bandung.