Sejarah menyampaikan pesan yang sangat jelas terkait dengan keterlibatan pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mulai dari era Kebangkitan Nasional tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, dan proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 1966 pemuda mengisinya dengan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Tak pelak, reformasi 1998 pun menjadi momentum yang fenomenal dalam sejarah gerakan pemuda.
Memperingati momentum sumpah pemuda beberapa hari ke depan, tak salah jikalau kita merenungi apa yang dikatakan oleh Bung Hatta, proklamator kemerdekaan kita.
Saat ini, kita harus mengakui bahwa kiprah pemuda dalam penilain publik cenderung tidak terlalu baik. Pemuda yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa, memiliki karakter dan teladan baik malah berlaku sebaliknya. Konflik yang terjadi di berbagai daerah, seringkali melibatkan pemuda sebagai pelopornya. Oh, sungguh miris. Tapi tentu, image negatif ini bukan berarti adalah kondisi umum yang dialami pemuda saat ini.
Mari kita tanya tentang kebanggaan pemuda terhadap republik ini? Jawabannya pasti sangat bangga. Pemuda mana yang tidak bangga menjadi warga negara Indonesia. Negara yang didiami puluhan ribu pulau, suku dan adat yang berbeda tersebar dari Aceh sampai dengan Papua. Melihat kondisi geografis saja, orang pasti sudah ngeri melihat negara kepulauan ini.
Di tengah rasa bangga terhadap negara ini, kita pun sangat miris melihat tingkah laku para orang tua yang duduk sebagai wakil rakyat ataupun pemerintah. Sehingga tak ayal, banyak pemuda yang menerjunkan diri dalam dunia tersebut. Meski tak dapat dihindari, pengalaman minim membuat sebagian pemuda terjerumus ke dalam dunia yang pragmatis dan materialistis.
Meski demikian, daya kritis pemuda tidaklah hilang. Di tengah gempuran dunia yang semakin glamor, tak jarang kita menemui ada insan muda kreatif yang penuh idealisme membangun harkat martabat bangsa dari segala sektor. Sikap inilah yang perlu kita tingkatkan, pemuda pelopor yang mempunyai daya kritis di tengah masyarakat. Pemuda yang mendedikasikan dirinya untuk masyarakat sekitar. Sehingga kita bisa melihat para proklamator tersenyum melihat tingkah polah penerusnya. Dan yang lebih penting, biarkan Tuhan tersenyum melihat pemuda Indonesia.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!!