Seri Pengembangan Kecerdasan (Part I)
Oleh: Ramlan Nugraha
Ada sebuah pertanyaan muncul, hal apa yang dimiliki kota yang dapat meningkatkan kecerdasan seseorang tapi tidak ada di pedesaan?
Perubahan di kota lebih cepat daripada di pedesaan. Arus ekonomi yang berpusat di kota menuntut pembangunan di segala hal. Orang selalu mempunyai keinginan untuk serba cepat, serba murah dan serba nyaman. Kota, dengan segala perubahannya, menuntut setiap yang tinggal di sana untuk memiliki respons yang cepat terhadap sesuatu yang terjadi.
Konsekuensi yang dihadapi ketika seseorang tidak bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang ada adalah cenderung di bawah tekanan (under pressure). Apalagi bagi para pendatang –warga minoritas-, mereka selalu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kota dalam waktu yang relatif cepat. Pada sebuah sisi, para pendatang seringkali mempunyai motivasi yang lebih tinggi dibanding masyarakat lokal. Identitas sebagai pendatang menuntut mereka untuk mempunyai kemampuan berpikir dan merespons lebih cepat dibandingkan dengan orang lain.
Di Perguruan Tinggi misalnya, para mahasiswa yang berasal dari daerah sama membentuk organisasi komunitas lokal. Organisasi tersebut menuntut anggotanya untuk selalu menghargai saudara sesame daerah di lingkungan mereka serta memahami kekuatan kelompoknya. Program organisasi dibuat untuk bagaimana mengembangkan strategi untuk membuat hidup para anggota mereka sejahtera, ataupun kemampuan bertahan dalam kondisi apapun.
Kehidupan yang serba cepat disertai dengan hiruk pikuknya perkotaan, pada akhirnya menjadi sebuah hal yang biasa. Sehingga hal ini memungkinkan para pendatang untuk terbiasa dengan situasi tersebut. Karena sudah terbiasa dengan situasi tersebut, seseorang akhirnya merasa nyaman di tempat tinggalnya itu.
Teori Freud
Freud pernah mengatakan tentang kebanggaannya sebagai orang Yahudi. Dia bangga bukan karena tradisi atau kebanggaan nasional, namun ada dua karakteristik yang menurutnya lebih berharga dibandingkan emas. Dua hal itu adalah pertama kemerdekaan terhadap keyakinan sebelumnya yang sudah ada, yang seringkali menghalangi orang untuk menggunakan kecerdasannya, dan kedua, menjadi oposisi terhadap yang dilakukan oleh kaum mayoritas. Mahasiswa psikologi tentu hafal betul tentang hal ini.
Anda pasti tahu, apabila ingin meningkatkan kecerdasan maka prinsipnya adalah jangan pernah merasa puas. Jangan pernah berhenti pada satu titik, tapi terus bergerak dan belajarlah. Bagi seorang pengusaha, tekad yang tertanam adalah jangan pernah merasa puas dengan kenyamanan ataupun keamanan finansial. Seperti halnya hadis nabi, kita dituntut untuk bekerja keras layaknya hari ini hidup kita berakhir. Prinsip tersebut tentu tidak meninggalkan proses syukur.
Dengan prinsip tersebut maka kita dituntut untuk berkembang setiap hari, menjelajah secara fisik dan mental. Karena pikiran akan berhenti berfungsi tatkala orang sudah merasa nyaman dengan kondisinya. Logikanya, kita akan menerima semua hal apa adanya saat kita merasa nyaman. Kalaulah semua orang memilih arah tertentu, pasti kita menganggap itulah jalan yang benar. Dan pada akhirnya, Anda hanya sebuah wajah di kerumunan[]