Di setiap amal kebaikan pun, setan selalu mencoba memasukkan nilai-nilai yang merugikan manusia. Untuk itulah berdoa meminta perlindungan ketika memulai suatu aktivitas adalah mutlak dilakukan. Bertanya atau melakukan komunikasi dengan orang-orang sholih pun harus menjadi satu tahapan untuk mendapatkan jawaban apakah aktivitas yang kita lakukan bisa bernilai manfaat dan bisa menjauhi kemudharatan.
Apa yang diingatkan Gusti Alloh kepada manusia? Salah satunya adalah menjauhi sikap yang berlebih-lebihan. Sikap ini ada korelasi dengan sombong. Sebuah sifat yang seringkali menjadi tabiat manusia apabila dia tidak pandai atau lalai bersyukur kepada Allah Swt. Manusia merasa keberhasilan atau perjalanan dalam menempuh sebuah pekerjaan merupakan hasil kerja kerasnya. Tidak jarang terselip kesombongan diri mengatasnamakan pengakuan bahwa inilah hasil dari niatku. Semua jerih payah yang telah kulakukan akhirnya menghasilkan ini atau itu.
Inilah yang ditakutkan. Kita mencoba untuk berhati-hati dalam melaksanakan prosesnya, tetapi ketika akan memasuki babak akhir terselip kesombongan. Sekecil apapun itu, maka bangunan niat dan proses yang telah dijaga bisa hancur seketika. Sangat disayangkan tentunya.
Oleh karena itu, penting kiranya kita selalu melakukan muhasabah atas niat dari setiap perbuatan. Menyempurnakan ikhtiar dengan tetap menjaga nilai-nilai seperti berbaik sangka, musyawarah, tidak tergesa-gesa, tidak berlebihan, bersabar, meningkatkan ukhuwah, dsb.
Setan seringkali menggelincirkan seseorang apabila dia telah mendapatkan keberhasilan tertentu. Kita harus ingat bahwa angin dan kondisi yang dihadapi seorang pendaki apabila sudah sampai di puncak, maka akan lebih besar dibandingkan ketika ia memulai pendakian. Berhati-hatilah. Jangan lupa, anda harus tetap melakukan inisiatif bertanya kepada para pendaki lainnya, sambil memperbaiki jalan yang akan didaki.
Wallahu’alam bishshawab.