Seorang teman bertanya kepada kami tentang harapan atau target nomor satu di tahun baru ini? Tanggapan dari pertanyaan tersebut beragam. Ada yang pengen punya rumah, menikah, karir yang meningkat dll. Aku sempat tersentak mendengar pertanyaan temanku itu. Perlu perenungan beberapa detik untuk menjawabnya. Entahlah, apakah terlalu banyak pikiran yang menyelimutiku, sehingga bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut, atau karena memang design perencanaanku yang sedikit kacau.
Saya perlu realistis menjawabnya. Dulu, sebelum menikah mungkin terkadang agak sedikit offside. Ga nanya ini itu, yang penting target. Waw it's great for my! namanya juga target, ya meski tinggi dong. Meski terkadang itu sedikit memberikan warna dalam hidup, motivasi yang muncul secara tiba-tiba, dan banyak sensasi lain.
Idealisme itu tetap harus dijaga. Memiliki ruang keberanian itu perlu, apalagi untuk masa depan kita. Betul juga, di awal tahun ini kita perlu pertegas pertanyaan teman saya itu. Apa target pertama hidupmu di tahun baru ini? selanjutnya, target kedua,..dan sepuluh.
“Dua telapak kaki hamba tidak akan bergeser dari tempatnya pada hari kiamat nanti, sehingga ditanya tentang empat hal: tentang umurnya—dalam hal apa ia dihabiskan?; tentang masa mudanya—dalam hal apa ia dibinasakan; tentang hartanya—dari mana diperoleh dan dalam hal apa diinfakkan?; serta ilmunya—apa yang dia lakukan dengannya?” (HR at-Turmudzi)
“Penghuni surga tidak menyesali sesuatu, melebihi penyesalannya pada waktu yang dilampauinya tanpa mengingat Allah Azza wa Jalla” (Ibnu Katsir, dalam al-Bidayah wa an-Nihayah)