Bandung, 8 Maret 2010
Dalam surat Al Baqarah ayat 267-268 Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menginfakkan sebagian dari hartanya. Selanjutnya Allah mengingatkan kepada manusia bahwa setan selalu menakut-nakuti kemiskinan dan menyuruh manusia untuk berbuat kikir. Di akhir ayat, Allah menjanjikan ampunan dan karunia yang luas kepada manusia.
Sebagai seorang hamba tentunya ayat ini menggarisbawahi kepada kita semua untuk senantiasa yakin atas karunia yang akan diberikan oleh Allah Swt. Segala apa yang kita dapatkan merupakan pemberian atas keridhoan-Nya. Setiap manusia wajib berikhtiar tetapi keputusan akhir hanya Allah yang menentukan.
Konsep pasrah atau tunduk menjadikan setiap manusia selalu menjadikan keikhlasan diatas segalanya. Dia yakin bahwa hasil terbaik selalu diberikan kepada hamba yang selalu bekerja keras. Tetapi keyakinan tersebut bukan menjadi patokan keberhasilannya dalam bekerja. Bekerja keras merupakan ikhtiar yang diperintahkan Allah dan Rasul.
Apabila sifat ini selalu dipupuk oleh setiap muslim, maka seperti digambarkan dalam Surat Al Baqarah ayat 265, “Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Maka tidak ada pilihan lain bagi orang yang berakal untuk memilih jalan yang terbaik bagi kehidupannya. Walaa khoufun ‘alaihim walaa hum yahzanuun, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Semoga kita menjadi generasi yang dibanggakan ummat. Wallahu’alam bishshawab.
Ramlan Nugraha