Tuesday, June 30, 2009

Calligaris - Iluminação


Estas são algumas das novidades da Calligaris em iluminação, apresentamos aqui candeeiros de mesa, disponíveis também noutros acabamentos.

Encomende já / Order Now:
geral@4udecor.com
Telf: 214 867 378
Tlm: 966 312 602
Cascais / Portugal

Monday, June 29, 2009

Turncoat Ford To Seek Democratic Primary Nod For Senate

http://blog.al.com/spotnews/2009/06/medium_Johnny%20Ford.jpg
Former Democrat/Republican and Mayor of Tuskegee Johnny Ford has decided to make a Democratic primary challenge for the Alabama Senate:
Ford says he plans to run next year for the Senate District 28 seat currently held by Democrat Myron Penn of Union Springs.

Ford was elected Tuskegee's first black mayor in 1972. He was defeated in 1996. But two years later, he was elected to the Alabama House as a Democrat. He eventually switched parties and became Alabama's first black Republican legislator since Reconstruction. Ford left the House in 2004 to become mayor of Tuskegee, but he lost his re-election bid last year. Ford says he's pleased to be back in the Democratic Party. He's planning a campaign kickoff Tuesday at the Statehouse in Montgomery.

Women Can Go Topless In Public Says Swedish City

A Swedish city has ruled that women can go topless at public swimming pools:
A council spokesman told The Local that “We don’t define what bathing suits men should wear so it doesn’t make much sense to do it for women. And besides, it’s not unusual for men to have large breasts that resemble women’s breasts.”

The leader of the feminist group behind the law said that “It’s a question of equality. I think it’s a problem that women are sexualized in this way. If women are forced to wear a top, shouldn’t men also have to?”

Saturday, June 27, 2009

Friday, June 26, 2009

Kartell - Design de Interiores

A 4UDECOR representa a Kartell, comercializa todos os artigos desta marca, deixamos aqui uma pequena amostra de design de interiores desta conceituada marca italiana.

Encomende já / Order Now:
geral@4udecor.com
Telf: 214 867 378
Tlm: 966 312 602
Cascais / Portugal

Permasalahan Kota Cirebon:

Permasalahan Kota Cirebon:
Kemiskinan akibat Minim Lapangan Kerja




Catatan Harian Ramlan Nugraha
Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI Jawa Barat
Kamis, 25 Juni 2009

Seperti halnya kota-kota lainnya di Indonesia, Kota Cirebon termasuk daerah yang padat penduduknya tapi masih mempunyai permasalahan sosial berupa kemiskinan. Entah itu adalah hal yang lumrah, ketika kita tinggal di Indonesia ada stigma bahwa setiap kelahiran penduduk maka tingkat kemiskinan pun meningkat. Walaupun memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 6,17 % per tahun, kota yang terletak di Pantura ini masih saja memiliki masalah khususnya dalam hal minimnya lapangan pekerjaan.

A. Sekilas Kota Cirebon


Menurut data Litbang Kompas pada Juni 2009, Kota Cirebon merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk terpadat di Jawa Barat. Berikut data sekilas tentang kondisi Kota Cirebon:

1. Jumlah penduduk sebanyak 290.000 jiwa (data Badan Pusat Statistik 2009).
2. Memiliki luas daerah 37 kilometer persegi.
3. Setiap 1 kilometer persegi dihuni 7.856 jiwa.
4. Terdapat 10.820 keluarga prasejahtera (data Mei 2009)
5. Satu dari tujuh keluarga di Kota Cirebon belum sejahtera.
6. Rendahnya tingkat kesejahteraan terbanyak di kecamatan Kejaksan, yaitu sekitar seperlima keluarga di daerah ini tergolong prasejahtera.
7. 29 % kepala keluarga di Kota Cirebon tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup layaknya minimum sehari-hari.
8. Tingginya tingkat migasi pendatang, yaitu 1,4 % per tahun.
9. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,87 (2007).

B. Solusi kebijakan Pemkot




1. Lembaga eksekutif dan legislatif belum memiliki solusi untuk membatasi pertumbuhan penduduk dari urbanisasi (Dahrir Syahrir/Ketua DPRD Kota Cirebon pada Juni 2009)

2. Pemkot. Cirebon bergiat melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) dengan berbagai penyuluhan, layanan pemasangan kontrasepsi lewat puskesmas dan bidan, dan mengaktifkan kader KB di tingkat RT/RW dengan target untuk mengurangi jumlah keluarga prasejahtera.

C. Penting untuk diperhatikan



1. Faktor penyebab tingginya kemiskinan adalah minimnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu pengembangan sektor ekonomi lokal mandiri harus menjadi prioritas kerja bagi Pemkot Cirebon. Hal ini didukung kenyataan bahwa kota Cirebon merupakan magnet ekonomi di wilayah Pantura.

2. Penataan penduduk dengan program Keluarga Berencana (KB) pada dasarnya tidak terbukti berhasil mengatasi permasalahan di Indonesia. Solusi yang dilakukan seharusnya lebih menekankan pada tujuan jangka panjang yang lebih strategis dan berkualitas.

3. Evaluasi kebijakan kependudukan karena belum bisa menahan laju urbanisasi yang semakin meningkat tiap tahunnya.

Thursday, June 25, 2009

The Giving Tree

Catatan Pekanan Ramlan Nugraha
Bandung, 23 Juni 2009



Future Shock Abad 21



Istilah future shock dikenalkan oleh Toffler pada 1970 yang berpendapat bahwa manusia modern pada hakikatnya mempunyai kecemasan yang luar biasa tentang masa depannya sendiri. Pendapat Toffler yang mengatakan bahwa dunia sebenarnya menanti solusi alternatif bagi permasalahan postmodern yang dihadapinya pada kenyataannya bisa menjawab kecemasan yang semakin hari terus membuntuti bangsa-bangsa Barat.

Pencarian solusi alternatif tersebut bermula dari masalah-masalah yang timbul karena tidak adanya batasan yang mengatur tingkah laku manusia dalam menjalankan kehidupannya. Misal, dalam bidang ekonomi pakar-pakar Barat sangat mengenal istilah “Turbo-Kapitalisme”, yaitu efek dahsyat dari globalisasi yang bisa menggilas negara-negara berkembang bahkan sampai menghancurkan sistem demokrasi didalamnya. Perlahan, mereka mulai sadar bahwa pengaruhnya ternyata malah menghantam mereka sendiri. Mereka membuat onar, serakah terhadap apapun yang diinginkan, ternyata akhirnya mendapat ganjaran setimpal pula sesuai dengan apa yang mereka perbuat.

Dan merekapun merencanakan (skenario) makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan (skenario) makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (Q.S. An Naml: 50).


The Giving Tree



Masih berhubungan dengan tulisan di atas, ada buku produk luar yang cukup bagus untuk kita ambil pelajaran didalamnya, buku tersebut berjudul The Giving Tree karya Shel Silverstein yang diterbitkan oleh Harper Colluns Publishers (USA, 2007). Walaupun baru sebatas membaca resensinya lewat majalah Annida, tetapi kesan mendalam akan makna filosofis dalam tulisan tersebut setidaknya membuat kita tidak sadar bahwa buku ini adalah buku pengantar tidur anak-anak yang menceritakan kisah seorang anak dengan sebuah pohon yang suka memberi. Wajar memang, buku yang sudah diterjemahkan dalam 30 bahasa ini memiliki pesan moral yang luar biasa. Berikut kutipannya:

“Hampir tidak ada satu keinginan dari anak tersebut yang tidak dipenuhi dan dikabulkan oleh pohon yang ia temuinya di hutan. Pohon ini bukanlah pohon ajaib, ia hanya pohon yang amat mencintai bocah laki-laki ini. Ia tak keberatan ketika bocah laki-laki itu memunguti daun dan membentuknya menjadi sebuah mahkota, bergelayut di dahannya, memakan buah apel yang dihasilkannya, bahkan memanjat batangnya yang kokoh. Sang pohon merasa terus bahagia ketika bermain bersama bocah laki-laki ini. Bocah laki-laki ini terus tumbuh menjadi dewasa. Ia tak lagi bermain-main dengan sang pohon, tetapi ia mulai meminta lebih dan lebih kepada pohon. Sang pohon amat mencintainya, maka apapun yang ia minta, sang pohon selalu mengabulkannya. Hingga tak ada apapun yang bisa diberikan sang pohon untuk bocah laki-laki yang kian beranjak tua, kecuali tempat yang sepi untuk sekedar duduk menyendiri”.

Wednesday, June 24, 2009

Solidarity with City Workers

In my inbox today:
OCAP STANDS IN SOLIDARITY WITH TORONTO CITY WORKERS

The members of CUPE 416 and 79 who work for the City of Toronto
are now on strike. The business media has begun its inevitable campaign of
misinformation to produce the greatest possible backlash against these
workers. We are encouraged to focus on uncollected garbage and suspended
services but not, of course, to give any regard to the rights of public
sector workers or to think as working people about what is at stake in
this strike.

OCAP, as a matter of basic principle, stands in solidarity with
workers' struggles. We don't hate or blame workers who have been able to
win a living wage or support calls for them to be driven into poverty.
Rather, we want to see the poor provided with wages and incomes that raise
them out of poverty.

This strike occurs in a context that makes it especially important
for all of us that it end in victory and that the concessionary demands of
the 'progressive' Miller Administration be defeated. The Mayor defended
his shameful efforts to gut the collective agreements of City workers by
pointing to rising welfare caseloads brought on by the economic downturn.
What a disgusting statement. To pit City workers against those who are
being forced to turn to the wretched sub poverty pittance that welfare
provides is an outrage. This comes from a man who boasts that there are
more cops on the streets under his regime than every before and who is
taking us towards an obscene billion dollar a year police budget, while he
has frittered away the welfare reserve fund
to a fraction of where it was when he took office.

The Mayor points to the state of the economy to justify his attack
on City workers. In doing this, he makes clear what side he is on when it
comes to who should pay for this economic crisis. As unemployment shoots
up, we face the situation with an empty shell of an unemployment insurance
system that shuts out most of the unemployed and with a post Mike Harris
welfare system that fails to provide the necessities of life. None of the
'solutions' to the crisis involve meeting the basic needs of the
unemployed and poor. For those who still have jobs and unions, the
bankrupt corporations they work for will be bailed out at vast public
expense while their rights as workers are destroyed and they are presented
with massive concessionary demands.

The process of attacking workers started in the auto industry and
other parts of the private sector. The drive for austerity is now
spreading, inevitably, to the public sector. Beginning with militant
fights by postal workers in the 1960s, public sector workers have spent
decades struggling for decent wages and conditions.

The present crisis of capitalism will mean an all out confrontation to
take back those gains. Moreover, an attack on the workers who deliver
public services can't be separated from the attack on the services
themselves and the rights of those who receive them. That is the context
of this strike and we in OCAP know what side we're on. We call for full
support for the City workers. Send messages of solidarity. Be there with
them on their picket lines. Stand with them in their fight because they
are fighting for all of us.

Finally, some common sense. I am shocked (although I guess I shouldn't be, after the reaction to the TTC strike - though even that wasn't nearly so bad) at the mean-spirited selfishness of local citizens.(Just read the comments on any news story about the strike). I can't believe how many people think that city workers shouldn't have x,y,z (benefits and perks, job security, decent wage, etc) because private sector employees don't have these things. It's like the child who breaks a toy someone else is playing with. If I can't have it, nobody can. Of course my metaphor breaks down because lots of the people complaining are not exactly in dire straights. We're talking lawyers and middle management here.

Not that the media is helping any. Zeroing in on the bankable sick days as if that is what this fight is really about. If you didn't live here, you'd think the streets were flowing with garbage.

Cognitive dissonance abounds. Garbage collectors shouldn't be given the same increases as police officers got because garbage collectors aren't as important. But me oh my, it's been TWO days without garbage collection and already they are screaming to have someone take away their refuse. Somehow forgotten is that fact that it is not just a garbage strike. Inside and outside workers include paramedics, parks and rec staff, workers at swimming pools and community centres, health inspectors, office workers, social workers, child care workers, and even the people who clean the nasty (and desperately important especially for the homeless) public washrooms. They supply incredibly important services.

What I think we should realize is just how many services we receive from the city and how invaluable they are. If we were to try to buy all these services, few could afford them. They make all of our lives better, and they happen so routinely we rarely even notice them. Using the recession as an excuse to claw back hard-won benefits from public-sector employees is just wrong. Pretty much the entire world (even the IMF) understands that a recession is the time to spend on public works, not cut them. And if you are cutting, why not start at the top (police chief? city manager?) and work your way down instead of starting at the bottom (non-unionized workers have already been screwed with wage freezes earlier this year)?

If this were France, we'd probably have a general strike just to support them. Everyone would take the day off work (parents wouldn't have to worry about child care at least) and we'd all sit in the streets drinking wine.

Perhaps we could also use this as an opportunity to meditate on the excess of waste we produce as a society. Two days without collection and all hell breaks loose? Honestly. What is wrong with us?

Ritzenhoff - Copos de Cerveja



A Ritzenhoff tem estes fantásticos copos de cerveja com vários motivos e alguns criados por vários designers reconhecidos mundialmente. Pode efectuar igualmente esta a colecção de copos de cerveja. Com uma embalagem persolizada consoante cada copo.

Encomende já / Order Now:

geral@4udecor.com
Telf: 214 867 378

Tlm: 966 312 602
Cascais / Portugal

Tuesday, June 23, 2009

SEMINAR POLITIK KEPEMUDAAN

SEMINAR POLITIK KEPEMUDAAN
Peran Strategis Pemuda dalam Menyukseskan Pilpres 2009
Bandung, 4 Juli 2009



Latar Belakang

Momentum Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada 8 Juli mendatang merupakan sarana strategis gerakan mahasiswa untuk memberikan kontribusinya terhadap bangsa dan negara. Sikap gerakan mahasiswa pada dasarnya mencakup 2 (dua) hal, pertama penilaian objektif terhadap situasi yang ada, dan kedua, memberikan tawaran-tawaran strategis untuk perbaikan ke depan. Penilaian objektif menitikberatkan pada cara pandang gerakan mahasiswa terhadap permasalahan yang menimpa rakyat. Fungsi negara yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 merupakan landasan referensi gerakan mahasiswa untuk tetap menjalankan controlling dan pengawasan terhadap pemerintah. Dalam istilah agama, fungsi memberi peringatan (tadzkirah) menjadi suatu hal yang mutlak untuk mengimbangi sesuatu yang kadangkala berjalan di luar ketentuan. Independensi gerakan mahasiswa akan menjadi batas antara sikap pragmatis yang hanya mengorientasikan gerakan pada materi semata atau sikap gentle untuk tetap berada di garda terdepan dalam menyuarakan suara rakyat.

Bentuk langkah nyata gerakan mahasiswa sejak angkatan 1945, 1966, 1998 dan sampai sekarang pada dasarnya mengerucut pada satu hal, yaitu kualitas tawaran perbaikan yang disampaikan. Gerakan mahasiswa yang merupakan kaum intelektual berbasis kampus sangat menyadari tentang keterbatasan geraknya. Oleh karena itu, memaksimalkan potensi yang ada disertai dengan kekuatan jaringan yang dimilikinya menjadi faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas daya tawar gerakan mahasiswa.

Menyadari bahwa pemuda dalam hal ini mahasiswa merupakan generasi penerus yang akan memimpin bangsa ini ke depan, maka ada dua hal yang harus menjadi pehatian. Pertama, kesadaran internal gerakan mahasiswa untuk terus meningkatkan kemampuan ilmunya disertai dengan sense terhadap kondisi bangsa dan negara yang sedang maupun akan terjadi, dan kedua, soliditas yang kuat dan mengakar dari semua elemen bangsa dan negara untuk turut memajukan kualitas calon generasi penerusnya disertai dengan pemberian contoh suri teladan sehingga menjadi partner setia gerakan mahasiswa dalam membangun bangsa ini.

Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa dan menajamkan sense of belonging terhadap situasi bangsa yang sedang terjadi terutama menjelang momentum Pemilihan Presiden (Pilpres). Peningkatan kualitas penilaian objektif dan daya tawar gerakan mahasiswa khususnya yang berada di daerah Jawa Barat tetap menjadi target prioritas pasca kegiatan ini. Selain itu, acara ini merupakan stimulus untuk pembentukan pusat studi kebijakan publik di masing-masing daerah. Dengan adanya pusat studi ini diharapkan ide, gagasan dan pendapat mahasiswa bisa lebih berkualitas.


Tujuan Seminar

1. Terwujudnya konsepsi berpikir kritis anggota dalam memahami kondisi, permasalahan dan solusi bangsa dalam bidang Politik dan Keamanan (Polkam).

2. Terwujudnya konsepsi berpikir kritis anggota dalam memahami kondisi, permasalahan dan solusi bangsa dalam bidang Ekonomi.

3. Terwujudnya konsepsi berpikir kritis anggota dalam memahami kondisi, permasalahan dan solusi kewilayahan dalam bidang pendidikan.

4. Terwujudnya konsepsi berpikir kritis anggota dalam memahami kondisi, permasalahan dan solusi bangsa dalam bidang Hak Asasi Manusia (HAM).

5. Meningkatkan kapasitas Departemen Kebijakan Publik KAMMI Daerah se-Jawa Barat untuk membentuk pusat studi kebijakan publik di daerahnya masing-masing.


Pelaksanaan Seminar

Nama kegiatan : Seminar Politik Kepemudaan
Tema Acara : Peran Strategis Pemuda dalam Menyukseskan Pilpres 2009
Hari/tanggal : Sabtu/4 Juli 2009
Waktu : Pkl. 07.30 – 15.30 WIB.
Tempat : Aula Utama BAPEDA Propinsi Jawa Barat
Jln. Ir. Djuanda No. 286 Dago Bandung
Peserta : 100-150 orang (khusus anggota)



Susunan Acara Seminar

07.30 – 08.10 Registrasi peserta
08.10 – 08.20
08.20 – 08.30


08.30 – 09.00 Pembukaan
Pengantar:
Ketua Panitia Seminar Politik Kepemudaan
Ketua KAMMI Wilayah Jawa Barat
Stadium General
Peran strategis pemuda dalam menyukseskan Pilpres 2009
Pembicara: DR. Amung Ma’mun, M.Pd (Kadis. Disorda Prop. Jawa Barat)
09.00 – 10.30 SESSI I
Bidang POLKAM
Pembicara: Kamarudin, SIP., M.Si. (Dept. FISIP UI)
10.30 – 12.00 SESSI II
Bidang EKUIN
Pembicara: Ichsanuddin Noorsy (Pengamat Ekonomi)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 14.00 SESSI III
Bidang KESRA
Pembicara: Kadis. Pendidikan Propinsi Jawa Barat
14.00 – 15.30 SESSI IV
15.30 Bidang HAM
Pembicara: Ahmad Michdan, SH. (Ketua Tim Pengacara Muslim)
Penutup

Monday, June 22, 2009

Kartell - Cadeira Mr Impossible


Cadeira com um design orgânico que inspira o conforto, estilo e muito clean. Resulta de um processo tecnológico bastante sofisticado que consiste na fusão de duas formas, a estrutura transparente e o assento. Ideal para decoração da sua sala ou espaços onde se respira design, é mais uma das espantosas criações de Philippe Starck. Disponível em vários acabamentos.

Encomende já / Order Now:
geral@4udecor.com
Telf: 214 867 378
Tlm: 966 312 602
Cascais / Portugal

Sunday, June 21, 2009

Entitlement


Puzzle me this: Why is it that the same people who bitch about workers sense of entitlement (you know, workers wanting decent treatment and wages) themselves feel entitled to free plastic bags? (It's true)

I think its a marvelous success so far: Toronto's new 5 cent plastic bag law has reduced the use of plastic shopping bags by something like 75%.

Bloggers Beware - You May Get Blocked on Twitter !!!!

I'm writing today's post while waiting for the US Open to resume, sort of like Atlantis rising from the deep. As I sat here this morning, I was catching up on my reading, checking my favorite blogger's posts for the past week, and reading some of my recent posts. Something happened a couple of days ago that really "connected" two of my recents posts.The first post was from a few weeks back, when I wrote about what I regarded as the difference between a "journalist" and a "blogger". The second post was from last Sunday - when I pointed out that, despite some recent indications to the contrary, it seemed that when Michelle Wie has a microphone in front of her she reverts back to making excuses and other comments that can only be considered delusional. Yes, I have been called a "hater" by some - but I believe I'm doing nothing more than holding someone accountable for their comments made in a public forum.
In an effort to be completely open minded, I decided a few weeks ago to "follow" Ms. Wie on Twitter. During these few weeks, she made some witty and quite normal (140 character or less) remarks - and seems to be well accepted by her "tweeting" peers. In an effort to reach out to her, I sent her a "tweet" asking who she was picking to win the U.S. (Mens) Open.

Now, If you are wondering how these storylines converge, here is the punchline. I noticed today on my twitter account that "themichellewie" (her name on twitter - gotta love the "THE") had BLOCKED ME FROM GETTING HER UPDATES !. It would be funny if it were not so sad - I mean,seriously - she has like 4,000 "followers", and she (or someone from"Camp Wie") is tracking them to be sure none of them DARE say anything critical of her ? I guess I should not be surprised - her team has never dealt well with criticism. It's clear to me that these lame attempts to characterize her as "normal" are destined to fail.
I guess this means I won't get to read anymore profound thoughts from her on twitter like "Did u know that the 7-11 extreme gulp is 50% bigger than the volume of the human stomach?!? . or "i love you guys..whenever i read your comments its gives me such a confidence boost!" (Obv the last one was not meant for moi - what in the hell is she learning at Stanford ???)
Not exactly censorship I know - but pretty poor form (and thin skin) from someone who craves the spotlight....

Saturday, June 20, 2009

KAMPANYE DAMAI

ISA120 - Design de Interiores







O ISA120 foi construido durante 3 anos no Estaleiro Internacional de Ancona, Italia. Com 3 decks, varios quartos, cozinha e wc`s totalmente personalizaveis, mostra-se aqui a excelencia do design de interiores aplicado em iates de luxo. Estamos na presença de um iate de excepção ideal para desfrutar umas relaxantes ferias.

Thursday, June 18, 2009

Tuesday, June 16, 2009

Sunglasses on the Links - Supah Cool or Oh So Cruel ? ?



If you watched much any of the St. Jude's Classic this weekend, you were confronted with a couple of interesting observations. And if you followed players like Brian Gay (the eventual winner), Robert Allenby, or John Daly you probably concluded that golfers have finally embraced sunglasses as a necessary piece of equipment.
However, I think this weekend was merely a fluke - as most pro golfers STILL do not wear sunglasses on the links. It's really difficult to understand,but Tiger, Phil, Geoff Ogilvy, Lorena Ochoa, Steve Stricker, and MANY others are still among the majority of pro golfers who have not embraced performance eyewear as a necessary piece of equipment - despite plenty of reasons to do so.
To better understand this topic, let's take a brief sashay down memory lane. The first golfer that I recall regularly wearing sunglasses on tour was none other than David Duval. Back in the days when Double D (sorry, I could not resist using that phrase !) was ranked at the top of the heap, he was rockin a pair of Oakleys that we were,um, very noticeable. Like it or not, ol' DD (there I go again) had started a fashion/performance trend. Within a few years, it was very common to see many amateurs (from your local muni to college players everywhere) sporting the upturned Oakleys on the back of their golf caps - but still very few pros. Before you think this was all sizzle and no steak, note that eyecare professionals everywhere were strongly recommending that we protect our eyes from the sun whenever we spent prolonged periods outdoors. Couple that with the eyewear makers developing a much better understanding of the specific needs of various sports and the athletes that played them, and SHAZAAM, sport specific eyewear was born. Now you can find not only sport specific eyewear(from a design/performance perspective), but also sport specific lenses (Oakley, Nike, Kaenon, and Maui Jim are just a few who make "golf specific" lens tints). On the LPGA side of the house, none other than the "American Beauty" herself, Paula Creamer has worked with Sundog to design her own line of Sunglasses - fashion forward and performance oriented.
Now I know that some of the traditionalists out there will scoff at all of this - thinking that eyewear is only a "fad" or simply a "fashion item". I disagree, however - my belief is that performance eyewear is here to stay.
Here is a brief listing of PGA and LPGA players who always have their shades available :

- Davis Love III - Rory Sabbitini - Brian Gay
- Robert Allenby - John Daly - Paula Creamer
- Zach Johnson - David Duval - MIchelle Wie
- Chris DiMarco - Ian Poulter - Yani Tseng
- Morgan Pressel - Carin Koch - Christina Kim
- Henrik Stenson - James Nitties - Kristy McPherson
To further support my position, one needs to look no further than the breeding grounds for our professional tours - the college and high school ranks. Take a look there, and fully 80% of the players count eyewear among their "required" equipment. In conclusion, one may assert that the games leaders are actually laggards in recognizing the need to protect their eyes, AND look damn cool while doing it.
Oh, In case you are looking for me, I'll be the guy in the Visor (that's a topic for another post) and sunglasses, calmly lining up my birdie putt on #18 !
LOOK FOR AN UPCOMING REVIEW OF GOLF EYEWEAR FROM OAKLEY, KAENON,AND MAUI JIM !
P.S. - If you are curious, Brian Gay was wearing Kaenon's "Jetty Black" with a G12 lens on Sunday in Memphis.

Monday, June 15, 2009

California Looks At A "Dope" New Tax On Marijuana

http://www.taxcannabis2010.org/wp-content/themes/lifestyle_30/images/logo.png?
No matter what polls say, national marijuana legalization is probably a good ways off, but the movement is growing steadily in California and could facilitate some much needed tax money for the state. Heck, even "The Terminator" is considering it:
In California, a Field Poll found 56 percent backing legalization and as a result California Gov. Arnold Schwarzenegger called for an open debate on legalization, all which suggest that American society may be reaching a tipping point when it comes to legal pot.
Just what is being proposed you ask:
[Richard] Lee and TaxCannabis2010.org, the newly minted organization he started to push the initiative, calls for the legalization of small amounts of marijuana for personal possession by adults 21 and older, and allows cities and counties the option of regulating sales and cultivation. The legal amount would be 1 ounce for personal possession, with cultivation allowed in a space no larger than 5 feet by 5 feet.

Lee's group plans to send the initiative to California Attorney General Jerry Brown in July for the summary and title oversight required by law. Signature gathering will begin in August, with 650,000 signatures required by January to make the November 2010 ballot. An efficient political operation, with paid signature gatherers, as well as thousands of volunteers is expected.
My main question on this is how will the Federal Government respond? I believe we are finally ceasing to arrest cancer patients with prescriptions, but how will the Federal Government react to an unchecked assertion of state's rights upon federal drug law? I may be getting a little ahead of myself, as the measure hasn't even been put upon a ballot yet, but it will be interesting to watch in any case.

U.S. Government Profits From Bank Bailout

To my surprise, the 700 billion bank bailout is actually making money back for taxpayers, even after interest to the Chinese:
In addition to returning the $68 billion, the 10 banks paid the government $1.8 billion in dividends on the preferred shares of stock the government owned. That translates to an annualized rate of return of about 4.64 percent on the $68 billion.

In all, the government has received $4.5 billion from all bailout recipients, who've received $200 billion, for an annualized rate of return since Nov. 12, 2008, when the money was lent out, of 3.94 percent.

But the government had to borrow to pay for the bailout and pay interest on those borrowings. Once the interest costs are factored in, how'd the government do?

Not bad. The annualized rate of return of 4.64 percent on the $68 billion is well above the 2 percent interest the government was paying Monday to investors who were purchasing three-year bonds. The profit margin is even higher when measured against the interest the government is paying on a six-month bond - 0.31 percent.

It isn't over yet, but when we decide on a price and sell the stock warrants received back, so this may turn out to be a win-win for taxpayers.

Sunday, June 14, 2009

Oh Michelle, Just when I thought you were LEARNING...



If you have read BCC for very long, you know that I am straightforward in my assessments of players,equipment, and anything golf related. I've previously shared my disgust nausea disappointment with the media mania and constant unwarranted adoration that surrounds the perpetually underwhelming Michelle Wie. Her history of poor performances, fired caddies and agents, and never ending stream of excuses is enough to get someone to searching for the nearest straight razor.
HOWEVER, recently there seemed to be signs that she may ACTUALLY be getting better. To wit, her posts on "Twitter" showed a relatively normal side of her (albeit a bit nerdy,but I'm not gonna nit pick here)...and some players responses to/comments about her seemed to indicate that she is gaining some acceptance on the LPGA tour. After reading Shane B's glowing commentary on Michelle here (and the fact that she was displaying a little self deprecating sense of humor), I was about ready to admit that perhaps she had changed/grown up/rebooted and was perhaps "normalizing" a little bit.
How foolish of me....all it took was a camera,a microphone, and a post round interview on The Golf Channel after the McDonald's LPGA Championship to erase all hopes that she had "changed". After finishing a cool 14 strokes out of first place and not breaking 70in any round,one would think that her first comments would be to praise the winner (rookie Anna Nordqvist) and to talk about working harder to improve and perhaps win an event. WRONG !!!! Instead, we had the same ol' Michelle Wie...., making excuses, telling us that "the score really did not reflect how well she played", and that she really "played great" for the whole event. Um - let me be sure I'm right here - if you subtract the two eagles she made on iron shots (one an ace, the other a hole out on a par 4), her score would have been 3 over - good for a sterling 49th place. Before you call me a hater, stop just a moment - all I'm calling for is some REALISM. I she (ever) wins, I will be the first to give her her props - but until then, she is just another player on the LPGA tour striving for that first win, albeit one who is sorely in need of a dose of humility and reality.

Who the hell is Anna Nordqvist ?




Well, until today that was a question that probably did not get much thought outside of Ekilstuna,Sweden or Tempe, Az. In case you missed it, Anna smoked the field at Bulle Rock to capture not only her first win on the LPGA tour - but also to win an LPGA major event. Considering that this is her ROOKIE season, one has to be suitably impressed with her dominating display. Prior to today, Anna had earned about 30k in 2009, but something tells me that's about to change in a big hurry.

Her performance throughout the event was nothing short of amazing, and she blistered through the last two rounds leading the pack the whole way - and seeming to never even look over her shoulder. This was an exhibition in "cool" that any competitor (including the great one, TW) would hold up as an example.

A few facts about the lovely Miss Nordqvist:
• Won the 2008 Ladies British Open Amateur
• Qualified for the 2008 Women's British Open
• Tied for sixth at the Ladies European Tour Scandinavian Open, finishing on shot out of second
• Will represent Sweden in the 2008 World Amateur
• Made the cut at the 2007 Women's British Open at the famed Old Course at St. Andrews in Scotland
• Tied for fifth at the NCAA Championships
• 2008 NGCA First-Team All-American
• 2008 First-Team Pac-10
• 2008 NGCA Academic All-American
• 2008 Pac-10 All-Academic Second-Team

Anna is sponsored by Puma Golf (that's where the cool outfits come from), Ping (like a lot of LPGA players), AXA, and Henderson Global Investors. She currently resides in Scottsdale,AZ.

Congrats to Anna for a great showing this week - and a wish of much future success.

Saturday, June 13, 2009

Ron Sparks On Glenn Beck





H/T - Facebook, Political Parlor

WDI Sponsors Webcast from NFL Nationals on 19 June


You can see the best high school speakers and debaters live on your computer.

On Friday 19 June 2009 there will be a live webcast of a number of events from the National Forensic League's national speech and debate championship tournament from the Birmingham-Jefferson Convention Complex Concert Hall in Birmingham, Alabama.

The NFL Nationals is the largest speech and debate tournament in the world, with well over 5000 people attending. Competition will last all week leading up to Friday.

The webcast can be viewed at http://www.uvm.edu/debate_theater/

Here are the times. All times are USA Central.

8 AM
Original Oratory Finals

9:30 AM
USA Extemporaneous Speaking Finals

11 AM
International Extemporaneous Speaking Finals

12:30 PM
Policy Debate Finals

2:30 PM
Public Forum Debate Finals

3:30 PM
Lincoln Douglas Debate Finals

5 PM
Awards Program

The webcast is sponsored by Debate Central, the World Debate Institute and the University of Vermont. Special thanks to the NFL for providing technical support, a three-camera shoot and fantastic events.

Friday, June 12, 2009

PERCEPAT MUKTAMAR LUAR BIASA (MLB) KAMMI !!

(Tanggapan atas Langkah dan Pernyataan Politik Ketua Umum KAMMI Pusat: Secara Konstitusional Ketua Umum harus Mundur atau diselesaikan Melalui Muktamar Luar Biasa)


Oleh:
RamlanNugraha Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI Jawa Barat Periode 2008-2010 Calon Panitia Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI 2009



Bismilllahirrahmannirrahim


Menanggapi langkah dan pernyataan politik Ketua Umum KAMMI, Sdr. Rahmantoha Budiarto yang menghadiri Deklarasi Pelajar Pemuda Mahasiswa Dukung Mega-Prabowo di Hotel Bumi Wiyata, Depok Jawa Barat pada 10 Juni 2009 kemarin ada beberapa hal yang perlu disampaikan terkait hal ini:

a.Menghadiri Deklarasi Mega-Pro merupakan Bentuk Dukungan

Langkah politik Ketua Umum KAMMI, Sdr. Rahmantoha Budiarto yang menghadiri deklarasi Pelajar Pemuda Mahasiswa Dukung Mega-Prabowo pada dasarnya berupaya mengarahkan organisasi untuk condong pada salah satu Capres dan Cawapres, yaitu pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto. Dengan dalih bahwa pasangan ini sevisi dengan KAMMI dalam hal menolak neoliberalisme maka Sdr. Rahmantoha menghadiri deklarasi ini, selain daripada kedatangan ini pun merupakan undangan resmi dari pasangan tersebut.

Dari sudut pandang gerakan mahasiswa, kehadiran Sdr. Rahmantoha merupakan bentuk dukungan terhadap pasangan ini. Walaupun dalam orasinya menyatakan bahwa kedatangannya di deklarasi tersebut bukan dalam rangka dukung-mendukung, tapi karena satu visi dan satu misi, tetapi tetap saja dengan menghadiri deklarasi tersebut hal ini merupakan bagian dari sebuah bentuk dukungan. Secara konstitusional, KAMMI tidak pernah mengeluarkan sikap bahwa KAMMI mempunyai kesamaan satu visi dan satu misi dengan pasangan Capres dan Cawapres manapun, termasuk Pasangan Mega-Pro. Oleh karena itu, langkah politik Sdr. Rahmantoha lebih menunjukkan sikap pribadi bukan sikap resmi organisasi. Dengan dasar ini, Sdr. Rahmantoha tidak bisa menempatkan diri layaknya seorang Ketua Umum KAMMI dan tidak bisa memahami aturan dalam konstitusi. Dengan posisinya sekarang, seharusnya Sdr. Rahmantoha bisa bertindak cerdas membaca hal ini, bukan semata-mata menggunakan alasan karena mendapat undangan saja.
Dengan menghadiri dan memberikan orasi pada acara tersebut, movement Sdr. Rahmantoha jelas berdampak secara nasional terhadap posisi KAMMI sebagai organisasi gerakan mahasiswa. Independensi organisasi menjadi tercemar dikarenakan movement Sdr. Rahmantoha yang tidak cerdas dan lebih menunjukkan pada arogansi kepemimpinan semata. Mengapa demikian?

Pertama, menghadiri deklarasi pasangan Mega-Pro menunjukkan bahwa Sdr. Rahmantoha tidak bisa menempatkan diri sebagai seorang Ketua Umum KAMMI, karena hal ini secara eksplisit mengarahkan organisasi untuk condong kepada pasangan Mega-Pro. Hal ini jelas merupakan pelanggaran terhadap indepedensi organisasi, kedua, sebagaimana sikap yang dikeluarkan KAMMI Pusat sebelumnya yaitu 11 agenda strategis bangsa, maka langkah politik ini pun tidak mencerminkan proses mekanisme yang sesuai dengan prosedur organisasi. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sangat bersifat top-down dan terkesan otoriter karena tidak melakukan pembahasan dengan struktur organisasi dibawahnya, yaitu KAMMI Wilayah dan KAMMI Daerah. Padahal kebijakan yang menyangkut skala nasional harus dirumuskan dengan menyertakan stakeholders dari wilayah dan daerah, dan Ketiga, Sdr. Rahmantoha melanggar mekanisme prosedur organisasi terkait dengan pernyataan politiknya yang dikutip dari vivanews.com yaitu, “Kami disini bukan dalam rangka dukung-mendukung, tapi kita semua yang ada di sini satu visi, satu misi.” Sejak Muktamar di Makassar tahun 2008 lalu, dan pertemuan terakhir Mukernas pada Februari di Jogjakarta, KAMMI belum pernah sekalipun mengeluarkan sikap resmi terkait dengan mempunyai kesamaan satu visi dan satu misi dengan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subiakto.

Sebagai anggota aktif KAMMI yang mengikuti Pra Muktamar, Muktamar dan Mukernas saya berani menjamin bahwa KAMMI secara organisasi belum pernah menyatakan sikap seperti ini. Oleh karena itu, pernyataan Sdr. Rahmantoha bukan merupakan bentuk sikap KAMMI, tetapi lebih menunjukkan pada bentuk eksploitasi gerakan untuk mendukung pasangan Mega-Pro. Secara organisasi, hal ini mungkin menunjukkan adanya perbedaan pendapat yang tajam, tetapi di satu sisi kami tetap lebih mencintai kebenaran, dan wajib menjunjung tinggi kebenaran tersebut. Kami yakin, sedikit demi sedikit, kebenaran itu akan terbukti. Karena itu, kami akan terus berjalan untuk menegakkan kebenaran.
b. Pengerdilan Visi Organisasi
Di dalam Anggaran Dasar KAMMI Pasal (4) dinyatakan dengan jelas bahwa KAMMI berasaskan Islam. Pengertiannya bahwa KAMMI sebagai satu organisasi meyakini bahwa Islam sebagai landasan dan sumber nilai di dalam pola kehidupan organisasi yang mengikat semua anggota. Pandangan semacam ini bertumpu pada keyakinan bahwa “Satu-satunya agama yang benar adalah Islam”.(Q.S. Ali Imran: 19) dan “Memilih agama selain agama Islam sebagai asas kehidupan bukan saja kehidupan ini menjadi hampa tak bermakna, juga kerugian yang fatal baik di dunia maupun di akhirat nanti”. (Q.S. Ali Imran: 85).

Sistem kehidupan Islam yang lengkap dan sempurna itu harus diterima oleh setiap Muslim secara utuh, sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 208 yaitu, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. Sejalan dengan itu, Sayed Qutb berpendapat, “Islam adalah suatu keseluruhan (sistem yang lengkap) yang tidak dapat dipisahkan. Jadi Islam dapat diambil secara keseluruhan atau ditinggalkan secara keseluruhan”. (Sayed Qutb: 1981: 114-115).
Paragraf awal Muqoddimah Anggaran Dasar (AD) KAMMI menyatakan, “Peradaban di muka bumi akan tegak dan sempurna manakala amanah itu ditunaikan dalam kerangka penyembahan dan pengabdian kepada Allah sebagai pribadi muslim.” Sejalan dengan itu, maka kriteria dasar seorang pemimpin menurut KAMMI harus mengacu seperti halnya dalam Al-Qur’an, yaitu:

1) Muslim
“Tidak ada pemimpin (Imam) bagi kamu melainkan Allah dan Rasulnya dan orang-orang yang beriman (Muslim), yang mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan mereka itu tunduk (patuh)”. Q.S. Al Maidah: 55.
Hai orang-orang beriman! Janganlah kamu ambil mereka menjadi pemimpin, yang menjadikan agama kamu sebagai ejekan dan permainan, yaitu dari ahli kitab (Yahudi dan Kristen) dan orang-orang kafir (lainnya), dan takutlah kepada Allah, jika betul kamu orang-orang yang beriman”. Q.S. Al Maidah: 57.
2) Muslim yang Istiqomah
“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan Bapk-bapakmu dan Saudara-saudaramu sebagai pemimpin jika mereka lebih condong kepada kekufuran daripada Iman; karena barangsiapa dari antara kamu menjadikan mereka pemimpin, maka adalah mereka itu orang-orang yang zalim”. Q.S. At Taubah: 23.
3) Mempunyai keahlian/kecakapan pada jabatan yang dipegangnya
“Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya. Sahabat bertanya: Bagaimana menyia-nyiakannya? Rasulullah S.A.W. menjawab: Apabila suatu jabatan diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. H.R. Bukhari.
4) Orang yang mempunyai kecakapan, harus diprioritaskan
“Barangsiapa yang menyerahkan suatu jabatan kepada seseorang di dalam suatu masyarakat, padahal Ia melihat ada orang yang lebih berhak bagi jabatan itu dalam lingkungan masyarakat tersebut, maka sungguh Ia telah berkhianat kepada Allah dan khianat kepada Rasul-Nya”. H.R. Hakim dalam shahihnya.
5) Jujur dan amanah
“Sesungguhnya (pimpinan) itu adalah suatu amanah dan pimpinan itu di hari kiamat akan menjadi kerugian dan penyesalan, kecuali bagi orang-orang yang mengambilnya dengan cara yang benar, serta menunaikan kewajiban yang terpikulnya dengan baik”. H.R. Muslim.
6) Tidak mencalonkan diri
“Bahwa ada satu kaum yang datang kepadanya (Nabi S.A.W.), maka mereka menuntut kepada Nabi S.A.W. suatu pimpinan; lantas Nabi S.A.W. bersabda: “Bahwa kami tidak akan menyerahkan jabatan pimpinan ini kepada siapa yang menuntutnya”. H.R. Bukhari dan Muslim.
7) Adil
“Makhluk yang paling dicintai Allah adalah Imam (pemimpin) yang adil; dan yang paling dibenci oleh Allah adalah Imam (pemimpin) yang zalim”. Hadist dalam Musnad Imam Hambal.
8) Hemat (tidak mewah dan tidak kikir)
“Dan mereka itu apabila membelanjakan hartanya tidak melampaui batas (boros) dan tidak pula bersifat kikir; tetapi mengambil jalan tengah diantara keduanya”. Q.S. Al Furqan: 67.
9) Sikap hidup tidak sombong
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang”. Q.S. Al Mukminun: 35.
10) Tidak boleh menjadi pembohong
“Tidak ada akhlaq yang paling dibenci Rasulullah S.A.W. lebih dari bohong. Apabila Ia melihat seseorang berbohong tentang apa saja, maka hal itu keluar dari perasaan (benci) hati Rasulullah S.A.W., sehingga Ia tahu bahwa orang itu telah bertaubat”. H.R. Ahmad.

Dalam tataran internal umat yang lebih luas, selanjutnya Al-Qur’an mengecam golongan-golongan yang tidak melaksanakan perintah Allah S.W.T yaitu:
1) Golongan Muslimin yang mengabaikan hukum Islam, perundangan-undangan Islam dan penerapan ajaran Islam dalam tingkat kenegaraan :

- Diwajibkan atas kamu qisas berkenan dengan orang-orang yang dibunuh (Al-Baqarah : 178).
- Diwajibkan atas kamu berperang (Al-Baqarah : 216).
- (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (hukum-hukum) yang ada di dalamnya (An-Nur : 1)

2) Golongan Muslimin yang telah mengabaikan masalah ridah (kemurtadan) dan tanggung jawab mereka terhadap perkara ini :

Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum.. (Al-Ma’idah : 54).

3) Golongan yang mereka memerangi maupun berpihak kepada kufrun duna kufrin (sifat kekafiran yang –menurut Ibnu Abbas- tidak mengeluarkan pelakunya dari pangkuan Islam).

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para Muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar (Al-Anfal : 73).

4) Golongan yang memahami bahwa di samping sistem Islam bisa dijalankan sistem lain dan dianggap tidak bertentangan dengan Islam :

Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab untuk menjelaskan segala sesuatu (An-Nahl : 89).

5) Kelompok yang hanya memperhatikan satu aspek keislaman dan mengesampingkan aspek-aspek lainnya :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (Al-Hujurat : 15).

6) Golongan yang lari dari medan perjuangan karena ditimpa berbagai ujian dan kesulitan, bahkan menganggapnya sebagai tanda bahwa perjuangan itu salah, perlu diingatkan bahwa sesungguhnya mereka telah gagal membuktikan keimanan dan meninggalkan jalan perjuangan para Nabi ‘alaihim ash-shalatu wa as-salam.

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-oranng yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik-buruknya) hal ihwalmu. (Muhammad : 31).

7) Golongan yang berpandangan bahwa karena Islam adalah agama Allah, maka tidak perlu susah payah memperjuangkannya, karena Allah sendiri yang akan menolong agama-Nya.

Apabila allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka, tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain (Muhammad : 4).

8) Golongan yang memilih untuk bersikap netral dan tidak mempunyai pilihan, perlu diingatkan bahwa sikap demikian adalah kemunafikan.

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir) : tidak masuk golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). (An-Nisa’ : 143).

9) Golongan yang mengeluh terhadap terkalahkannya kebaikan oleh kejahatan tetapi hanya berdiam diri.

Hendaklah kalian mau menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran atau Allah akan menguasakan kepada kalian orang-orang yang jahat dari kalian sehingga orang-orang yang baik dari kalian menyeru maka tidak akan ada orang yang menyambut (seruan) mereka (HR. Bazzar dan Thabrani).

10) Kelompok yang mengadu perihal kehinaan yang dialami oleh kaum mukminin dan tidak tahu cara pengentasannya, perlu diingatkan bahwa keadaan seperti itu akan terus berlangsung selama faktor-faktornya masih ada.

Jika kalian melakukan transaksi secara ‘inah (jual beli secara praktek namun hakikatnya adalah riba) mengikuti ekor-ekor lembu, puas dengan tanaman, dan meninggalkan jihad, Allah akan menguasakan atas kalian kehinaan yang tidak akan dilepaskan dari kalian sehingga kalian kembali kepada agama kalian (HR. Ahmad dan Abu Daud).

11) Golongan yang menjauhi amal islami yang terpadu dan terkonsolidasi diingatkan dengan firman Allah Swt :

Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik (An-Nisa’ : 88.)
Dan berpegangteguhlah dengan tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai (Ali-Imran : 103).

12) Golongan yang menjalankan sebagian urusan Islam secara ekslusif tanpa memperhatikan orang lain harus diingatkan dengan sabda Nabi Saw :

Barangsiapa berada di pagi hari dan tidak mempedulikan urusan-urusan kaum Muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka (HR. Baihaqi).

13) Golongan yang pesimis terhadap kemenangan Islam harus diingatkan dengan kabar gembira yang pernah disampaikan oleh Rasulullah tentang penaklukan Konstantinopel, Roma, dan tegaknya kembali khilafah rasyidah (sistem kekhilafahan yang lurus) di tengah umat.

14) Golongan yang memberi wala’ (loyalitas) bukan atas dasar Islam, harus diingatkan dengan firman Allah Swt :

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah) (Al-Maidah : 55).

Dalam Anggaran Dasar KAMMI Pasal (6) dijelaskan bahwa visi organisasi adalah sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami. Oleh karena itu, kalaulah Sdr. Rahmantoha mengatakan bahwa satu visi dengan pasangan Megawati-Prabowo maka hal itu tidak sesuai dengan visi organisasi, meskipun dalam konteks ekonomi yaitu anti neoliberalisme. Karena pada dasarnya, visi dalam konstitusi organisasi adalah sesuai dengan Anggaran Dasar KAMMI Pasal (6).
Dengan kasus ini, Sdr. Rahmantoha telah menyimpangkan visi organisasi hanya sekedar anti neoliberalisme saja. Padahal jauh dari hal itu, visi KAMMI mencakup hal yang lebih luas lagi. Interpretasi Sdr. Rahmantoha yang menganggap bahwa pasangan Mega-Pro merupakan pasangan yang Anti Neoliberalisme juga tidak berdasar, karena belum dibuktikan kebenarannya. Bahkan jika mencermati track record kepemimpinan yang dilakukan oleh Megawati pada pemerintahan sebelumnya, seperti menjual aset-aset strategis bangsa, bukankah hal tersebut merupakan bentuk neo liberalisme ? Lalu, dari sudut pandang mana Sdr. Rahmantoha satu visi dengan pasangan ini ?
Sebuah gerakan Islam selayaknya mendasari gerakannya dengan berpedoman pada ideologinya, bukan halnya seperti tafsir hermeneutika yang hari ini merambah sebagai virus liberalisasi pemikiran Islam. Jika hermeneutika mendasari penafsirannya dengan hal yang hanya sesuai dengan egonya sendiri, tanpa memandang aturan-aturan dalam ilmu tafsir, seperti kaidah seorang mufassir, maka Sdr. Rahmantoha pun apabila tidak mendasari langkah politiknya berdasarkan ketentuan organisasi maka dianggap sebagai virus layaknya hermeneutika dalam ilmu tafsir hadist.

C. Pelanggaran Konstitusi KAMMI oleh Ketua Umum KAMMI

Movement yang dilakukan oleh Sdr. Rahmantoha untuk kesekian kalinya selalu menghasilkan banyak pertanyaan di kalangan struktur organisasi. Dalam konteks organisasi, ini merupakan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan oleh organisasi. Komunikasi internal antara Ketua Umum dengan struktur orgnanisasi tidak berjalan dengan baik, karena proses lahirnya sebuah kebijakan selalu didominasi oleh pola top-down. Hal ini seharusnya dijawab Sdr. Rahmantoha dengan gentle kepada seluruh kader se-Indonesia, bukan malah membiarkan masalah terus berkembang seolah struktur organisasi tidak mempunyai hak suara dan hak bicara.
1) Landasan Konstitusi Pasal (5) Anggaran Dasar KAMMI tentang Sifat Organisasi
Dengan menghadiri Deklarasi Pelajar Pemuda Mahasiswa Dukung Mega-Prabowo di Hotel Bumi Wiyata, Depok 10 Juni 2009 kemarin, Sdr. Rahmantoha dengan sengaja mengarahkan dukungan organisasi untuk condong pada pasangan ini. Dengan hadirnya pada deklarasi ini saja, hal tersebut sudah termasuk ke dalam bentuk dukungan. Secara resmi KAMMI pun belum pernah mengeluarkan pernyataan sebagaimana yang dikatakan oleh Sdr. Rahmantoha terkait adanya kesamaan visi KAMMI dengan pasangan Mega-Pro. Landasan pernyataan yang diambil dengan menganggap pasangan Mega-Pro merupakan pasangan yang Anti-Neolib pun belum pernah ada kesepakatan nasional atas hal ini. Atas dasar itu, Sdr. Rahmantoha bertindak diluar organisasi dan menunjukkan overlapping dalam mengambil keputusan organisasi. Dengan langkah dan pernyataan politik Sdr. Rahmantoha, maka hal ini melanggar Anggaran Dasar KAMMI Pasal (5), yaitu “Organisasi ini bersifat terbuka dan independen”.
2) Landasan Konstitusi Pasal (6) Anggaran Dasar KAMMI tentang Visi Organisasi
Secara terbuka, Sdr. Rahmantoha mengatakan kepada publik bahwa kami di sini (KAMMI,red) mempunyai satu visi dan satu misi dengan pasangan Mega-Pro. Hal ini jelas merupakan bentuk pengkerdilan visi organisasi. Sdr. Rahmantoha menempatkan visi organisasi hanya dalam level anti neo-liberalisme dengan pasangan Mega-Pro yang juga belum jelas anti neo-liberalismenya di sebelah mana? Walaupun dalam kampanye-kampanyenya selalu menjual jargon anti neoliberalisme tetapi apabila kita telusuri lebih dalam khususnya kepemimpinan Megawati Soekarnoputri pada beberapa tahun yang lalu, sangat jelas kontradiktif dengan jargon kampanye yang dijualnya sekarang. Sangat kerdil ketika mengatakan bahwa KAMMI mempunyai satu visi yang sama dengan pasangan ini. Oleh karena itu, pernyataan politik Sdr. Rahmantoha melanggar Anggaran Dasar Pasal (6) tentang visi KAMMI yaitu “ Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami”.
3) Pelanggaran Prosedural Mekanisme Organisasi
Pernyataan yang disampaikan oleh Sdr. Rahmantoha bukan merupakan sikap resmi organisasi. Humas Pusat sebagai corong komunikasi KAMMI Pusat pun tidak memberitakan perihal agenda ini sebelumnya. Seluruh kader mengetahui pemberitaan perihal ini malah dari vivanews.com bukan dari KAMMI Online sebagai website resmi KAMMI Pusat. Terlepas dari itu semua, kami memandang bahwa hal ini menyalahi aturan organisasi. Ketua Umum bertindak sekehendaknya sendiri, menyatakan sikap seakan itu adalah sikap organisasi.
Pasca kejadian ini, sangat wajar sekali ketika Sdr. Rijalul Imam sebagai Ketua KAMMI Pusat mengundurkan diri dikarenakan berbagai pelanggaran yang telah terjadi.

D. Sebaiknya Sdr. Rahmantoha Mundur dari Ketua Umum KAMMI Pusat

Sebagai Ketua Umum seharusnya Sdr. Rahmantoha menyadari bahwa kepercayaan yang telah diberikan mengalami degradasi yang terus menerus dikarenakan langkah politik yang dilakukan selalu bertentangan dengan ketentuan organisasi. Sadar akan hal tersebut, alangkah baiknya jika Sdr. Rahmantoha mengundurkan diri sebagai Ketua Umum KAMMI Pusat. Beberapa pelanggaran yang disebutkan diatas merupakan salah satu landasan kenapa Sdr. Rahmantoha harus mundur sebagai Ketua Umum. Landasan konstitusi yang mengatur hal ini terdapat dalam Anggaran Rumah Tangga KAMMI yaitu:
Pasal 12 Personalia Pengurus Pusat
(10) Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum sebelum Muktamar apabila melanggar AD/ART.

E. MUKTAMAR LUAR BIASA (MLB) KAMMI

Apabila proses sebelumnya tidak terlaksana, maka proses selanjutnya adalah berupaya menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI. Landasan dalam konstitusi mengenai proses terselenggaranya Muktamar Luar Biasa (MLB) yaitu:
Pasal 12 Personalia Pengurus Pusat
(10) Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum sebelum Muktamar apabila melanggar AD/ART.
(11) Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah Pejabat Ketua Umum sebelum Muktamar hanya dapat melalui:
a) Keputusan Rapat Pimpinan Nasional yang disetujui minimal 50%+1 suara utusan Rapat Pimpinan Nasional apabila pemberhentian Ketua Umum diusulkan melalui keputusan Rapat Majelis Permusyawaratan yang diusulkan oleh 2/3 BPH.
b) Keputusan Rapat Pimpinan Nasional atau Rapat Majelis Permusyawaratan yang disetujui minimal 50%+1 jumlah anggota Majelis Permusyawaratan apabila pemberhentian Ketua Umum diusulkan oleh minimal ½ jumlah KAMMI Daerah.
(12) Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul. Usulan ditembuskan kepada Majelis Permusyawaratan Pengurus Pusat dan Daerah.
Pasal 57 Muktamar Luar Biasa
(1) Muktamar Luar Biasa (MLB) adalah Musyawarah tingkat nasional yang diselenggarakan di luar waktu yang telah ditetapkan karena pertimbangan keadaan dan keperluan yang mendesak.
(2) Muktamar Luar Biasa memiliki kewenangan yang sama dengan Muktamar.
(3) Muktamar Luar Biasa diselenggarakan sekurang-kurangnya atas permintaan 2/3 dari KAMMI Daerah setelah mendapat persetujuan MPP KAMMI Pusat.
(4) Majelis Permusyawaratan Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa namunapabila Majelis Permusyawaratan Pusat karena suatu hal tidak dapat menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa maka Pimpinan-pimpinan KAMMI Wilayah dan Daerah akan membentuk suatu Presidium untuk mengambil alih penyelenggaraan MLB.
(5) Tata tertib Muktamar Luar Biasa sama dengan tata tertib pada Muktamar KAMMI.
Tugas dan wewenang Majelis Permusyawaratan Pusat (MPP) dalam proses terselenggaranya Muktamar Luar Biasa (MLB) adalah:
Pasal 28 Majelis Permusyawaratan
(1) Majelis Permusyawaratan (MP) adalah majelis yang ada di Pengurus Pusat KAMMI yang selanjutnya disebut Majelis Permusyawaratan Pusat (MPP), dan Pengurus KAMMI Daerah yang selanjutnya disebut Majelis Permusyawaratan Daerah (MPD).
(2) Majelis Permusyawaratan bertugas dan berwenang:
a) Menjaga tegaknya AD/ART KAMMI di tingkat Pengurus Pusat dan Pengurus KAMMI Wilayah bagi MPP, serta di tingkat pengurus KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat bagi MPD.
b) Mengawasi kinerja Pengurus KAMMI dan memberikan peringatan apabila terjadi pelanggarana terhadap aturan-aturan organisasi.
c) Memberikan pertimbangan dan saran keorganisasian kepada Pengurus KAMMI dalam menentukan kebijakan organisasi KAMMI.
d) Menyelenggarakan pengadilan bagi anggota terhadap pelanggaran aturan organisasi.
e) Memutuskan mengadakan Muktamar Luar Biasa atau Musyawarah KAMMI Daerah Luar Biasa apabila diminta sesuai dengan aturan organisasi.
f) Memberikan putusan yang bersipat final dan mengikat atas perkara konstitusional yang diajukan oleh anggota biasa dan struktur organisasi lainnya.

Mungkin akan timbul sebuah pertanyaan mendasar, apakah memang pantas kejadian hal ini berujung pada Muktamar Luar Biasa (MLB) ? Bukankah masih banyak persoalan bangsa yang harus kita hadapi dibandingkan dengan mewacanakan bahkan menyelenggarakan MLB ? Saya yakin dan percaya pertanyaan ini setidaknya bakal muncul di kalangan internal organisasi.
Satu pertanyaan yang harus kita ajukan kepada semua kader adalah, seriuskah kita dalam berorganisasi ? Ini bukan hanya masalah komitmen! Ataupun sekedar melaksanakan komunikasi, konsolidasi, koordinasi, ataupun kooperasi yang harus menjadi proses dalam sebuah organisasi. Bukan itu saja! Berorganisasi layaknya kerapihan kita dalam shaf shalat berjamaah. Apabila ada yang belum rapih maka harus kita rapihkan, begitupun sebaliknya, ketika ada yang mau berjalan melewati tempat sujud kita maka harus kita ingatkan dengan menjulurkan tangan. Ada sisi dimana kita harus memberikan peringatan (tadzkirah) kepada pimpinan. Bukankah memberikan sebuah peringatan, ataupun menakar sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan adalah hal yang memang sudah menjadi tradisi dalam tubuh organisasi ini ? Tentu sesuai dengan ketentuan dan etika yang telah digariskan oleh organisasi.
Ada batas dimana sebuah sikap harus diberikan peringatan. Disinilah fungsi dari aturan atau konstitusi yang berlaku dari sebuah organisasi. Siapapun itu, mulai dari anggota biasa, alumni, penasehat dan pihak yang secara formal terikat dalam konstitusi harus mengawal semua kebijakan yang dikeluarkan oleh organisasi. Walaupun secara konstitusi pihak yang lebih berwenang adalah Majelis Permusyawaratan (MP) tetapi apakah salah ketika kita memberikan kontribusi berupa pemikiran yang tujuannya tidak lain untuk perbaikan organisasi kedepan ?
Muktamar Luar Biasa (MLB) akan menjadi titik tolak organisasi dalam memandang segala permasalahan internal organisasi yang terjadi dan menjadi penentu masa depan gerakan KAMMI.

Demikian tulisan ini dibuat dengan maksud untuk menanggapi manuver Ketua Umum KAMMI Pusat yang telah melenceng dari ketentuan organisasi. Atas nama organisasi, saya menyatakan dukungan kepada siapapun yang menyepakati terselenggaranya Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI. Secara pribadi, saya pun menyatakan kesiapan untuk menjadi bagian dari kepanitiaan Muktamar Luar Biasa (MLB). Keprihatinan yang mendalam bukan sekedar melihat dan menyatakan sikap lantas merenungi segala kejadian, tetapi sebuah prinsip mengatakan kepada kita bahwa kebenaran tetap harus disampaikan. Ini prinsip bagi kita!


Salam Perjoengan! Salam peroebahan! Salam Muktamar Loear Biasa (MLB)!



Wallahu a’lam bishshawab. Bandung, 12 Juni 2009

Thursday, June 11, 2009

First the Recession didn't exist...

First the recession didn't even exist (No recession for Canada, er.. well maybe a "technical" one), and now the recession is going away.

yep, ok, uh-huh, sure, I believe you Stevie
After all, your finance minister has such a good track record

Mesa Vidro


Mesa Kooh-I-Noor, do designer Piero Lissoni, com uma espessura de 15mm esta mesa tem como caracterisca principal as suas arestas irregulares em chanfro, disponivel em 4 dimensões.
Encomende já / Order Now:
geral@4udecor.com
Telf: 214 867 378
Tlm: 966 312 602
Cascais / Portugal

Wednesday, June 10, 2009

TaylorMade r9 Review - IT ROCKS !!!

The long awaited BCC review of TaylorMade's bangin' new driver, the r9, is finally complete. Since this was such a revolutionary product, I took a LOT of time testing and evaluation this club - thus the delay in completing my evaluation. If you have read this blog for very long, you know that I am a long time believer in TaylorMade's big sticks (see BCC's review of the r7 Limited here). I've tried Ping's G10, a few Callaways, Titleist, and Nike - but for me (and seemingly a bunch of guys who get paid to play), TM totally has the driver game wired. So wired in fact, that they continually churn out new gear at an astonishing pace - but, I digress.

About the r9:For those of you who don't know much about the club, it combines the "Movable Weight Technology" of the r7 series with a new feature - one which allows you to move the clubhead on the shaft. This allows you to rotate the clubface into 5 different settings - from 2 degrees open to 2 degrees closed. For a pro, this functionality is nothing new, as they can get their clubs "bent" to fit - but for the rest of the mere mortals,this a completely new feature. The r9 comes in a variety of lofts and is equipped with a rockin' Fujikura Motore shaft. For more on the technological intricacies of the r9, just go here.

Intro: I've played TM Drivers since the 90's , and since late 2008, I had been playing the r7 Limited, and really,really liked the club. So much so, that I went into the "evaluation" of the r9 fully expecting this to be a fairly short process. I figured I would hit some balls on the range, play with the adjustments, complete a few loops with it in my bag, and come back and write the review. Well, that's where it started to get interesting...
First Date: Out of the box, my first thought was that the r9 is a very good looking club. The head cover has some nice,updated graphics, it is plenty durable, and overall very well finished. The head of the r9 is relatively similar to the r7 Limited, with a bit of a "triangle" shape. The black metaflake pain looks nice - nothing too flashy there. One kind a weird thing I did notice - the little alignment aid seems to be off-center, closer to the heel of the club...not a big deal, but something I thought odd. The new r9 logo is prominently displayed on the bottom of the club. Adjusting both the weights and the face angle are simple, and are accomplished with a special tool that TM provides with the club. As previously mentioned, a Fujikura Motore shaft, all dolled up in TM Red,Black, and White comes standard in the r9 - a kick azz upgrade for certain. IT comes in a variety of lofts, and mine is a 9.5 degree version. Another nit - with the popularity of the Golf Pride Multi decade compound grips, it seems that TM could give some thought to stocking those on the club ( I put a white one one mine to match my set - it looks shweeet), as it currently comes with a TM branded grip.
Making My Move: So my first trip to the range with the new bat, and I was excited. A few practice swings and I was impressed with how solid the club felt when hitting nothing but air...hard to describe, it just felt good. I had been fighting a bit of a hook off the tee, so I decided to take advantage immediately of TM technological wizardry - I whipped out the wrench and cranked the face 2 degrees open (max setting), but left the weights set on "neutral". 10 swings later, and I had yet to hit a drive left... a good sign. However, I was not happy with the ball flight ( a bit to high), so I adjusted it back to 1 degree open. It only took 3 shots, and BANG, I knew I was onto something. Based on this, I decided to take my new toy to the battlefield. The first hole at my home track has always been a challenge to me - the fairway is super tight, and I had long struggled with pulling this shot left. BANG again - right down the middle, high and straight as an arrow. 18 holes later, I had hit 10 fairways, and only missed two of them to the left (one a bad miss, the other only slightly in the rough). Initial Thoughts - This evaluation will take longer than originally planned. I was very,very impressed.
3 weeks later, I have played 7 rounds of golf and continue to be impressed. The adjustability has really helped me (I've not changed the setting of 1 degree open) fully release on my driver swing and not worry (too much) about going left. Meanwhile, I have consistently hit the best drives of my life. Distance, trajectory,ball flight - it's all there. However, one of the really amazing things I have noticed about this club - and something that I have NEVER been able to do consistently or predictably, is "work" the ball. Whether it is the club, my confidence, my swing, or some combination thereof - I can now hit a draw reliably when needed AND hit a fade. Now, for those of you scratch golfers out there (HOLLA, Shane B.), this may not sound like a big deal,because you have been able to do this forever. ..but for a mid handicapper like myself this is a pretty big deal.
Not content to write this review with just my assessment, I let a buddy use it this weekend (he normally plays a Ping G10). He immediately started bombing it - first 4 holes he used it, 4 split fairways, way long. By the 6th hole that he used it on, he was ready to buy one at the turn !
Here are my ratings by "category":
  • Sound: Consistently receive comments on how "solid" the club sounds, which I have never gotten before (including on other TM gear). Very pleasing overall. Grade:A+
  • Distance: I'm killing it and so are my buddies. I know they say the r9 460 is longer, but I'm hitting it onto the downhill lie sections (which is further than you'd like to be) on a lot of par 4s so far. It's a bomber. Grade:A+
  • Trajectory: With the multiple adjustments, you should be able to fix this to your liking. I certainly was, with only two adjustments. My only advice - go slowly o the adjustments, make one at a time, and make them in the smallest increments possible. Grade:A+
  • Grip: As mentioned, I wish they would offer the Golf Pride Multi Decade Compound grip - the white one or the red one would look great on this club. The stock TM grip is sufficient tho. Grade: B
  • Other: The movable weights and adjustable face angle are simple,well constructed, and easy to understand and use. No complaints there. Grade: A
  • Overall Performance: I won't belabor this - this is the BEST DRIVER I have ever played. I like everything about the club (ok,ok, except the grip...but that is so minor).
Will He or Won't He ?: This is a great club, and a huge advance in golf technology. If you are in the market for a new driver, do yourself a HUGE favor - give the r9 a long,serious look. I've never had so many people borrow a driver, hit it, and absolutely LOVE it as with the r9. If you are already a TM fan, just go buy it....it completely rocks. Grade: A+
Postscript - Check back soon, I'm hoping to do a review of the TM r9 Fairway wood as well !!!